Kamis, 17 Desember 2009

Daftar rasi bintang menurut luas

Berikut ini adalah 88 rasi bintang modern berdasarkan luasnya di langit, diukur dalam derajat persegi.

Urutan Rasi Bintang Luas
1 Hydra 1303 derajat persegi
2 Virgo 1294 derajat persegi
3 Ursa Major 1280 derajat persegi
4 Cetus 1231 derajat persegi
5 Hercules 1225 derajat persegi
6 Eridanus 1138 derajat persegi
7 Pegasus 1121 derajat persegi
8 Draco 1083 derajat persegi
9 Centaurus 1060 derajat persegi
10 Aquarius 980 derajat persegi
11 Ophiuchus 948 derajat persegi
12 Leo 947 derajat persegi
13 Boötes 907 derajat persegi
14 Pisces 889 derajat persegi
15 Sagittarius 867 derajat persegi
16 Cygnus 804 derajat persegi
17 Taurus 797 derajat persegi
18 Camelopardalis 757 derajat persegi
19 Andromeda 722 derajat persegi
20 Puppis 673 derajat persegi
21 Auriga 657 derajat persegi
22 Aquila 652 derajat persegi
23 Serpens * 637 derajat persegi
24 Perseus 615 derajat persegi
25 Cassiopeia 598 derajat persegi
26 Orion 594 derajat persegi
27 Cepheus 588 derajat persegi
28 Lynx 545 derajat persegi
29 Libra 538 derajat persegi
30 Gemini 514 derajat persegi
31 Cancer 506 derajat persegi
32 Vela 500 derajat persegi
33 Scorpius 497 derajat persegi
34 Carina 494 derajat persegi
35 Monoceros 482 derajat persegi
36 Sculptor 475 derajat persegi
37 Phoenix 469 derajat persegi
38 Canes Venatici 465 derajat persegi
39 Aries 441 derajat persegi
40 Capricornus 414 derajat persegi
41 Fornax 398 derajat persegi
42 Coma Berenices 386 derajat persegi
43 Canis Major 380 derajat persegi
44 Pavo 378 derajat persegi
45 Grus 366 derajat persegi
46 Lupus 334 derajat persegi
47 Sextans 314 derajat persegi
48 Tucana 295 derajat persegi
49 Indus 294 derajat persegi
50 Octans 291 derajat persegi
51 Lepus 290 derajat persegi
52 Lyra 286 derajat persegi
53 Crater 282 derajat persegi
54 Vulpecula 278 derajat persegi
55 Columba 270 derajat persegi
56 Ursa Minor 256 derajat persegi
57 Telescopium 252 derajat persegi
58 Horologium 249 derajat persegi
59 Pictor 247 derajat persegi
60 Piscis Austrinus 245 derajat persegi
61 Hydrus 243 derajat persegi
62 Antlia 239 derajat persegi
63 Ara 237 derajat persegi
64 Leo Minor 232 derajat persegi
65 Pyxis 221 derajat persegi
66 Microscopium 210 derajat persegi
67 Apus 206 derajat persegi
68 Lacerta 201 derajat persegi
69 Delphinus 189 derajat persegi
70 Corvus 184 derajat persegi
71 Canis Minor 182 derajat persegi
72 Corona Borealis 179 derajat persegi
Dorado 179 derajat persegi
74 Norma (rasi bintang) 165 derajat persegi
75 Mensa 153 derajat persegi
76 Volans 141 derajat persegi
77 Musca 138 derajat persegi
78 Chamaeleon 132 derajat persegi
Triangulum 132 derajat persegi
80 Corona Australis 128 derajat persegi
81 Caelum 125 derajat persegi
82 Reticulum 114 derajat persegi
83 Triangulum Australe 110 derajat persegi
84 Scutum 109 derajat persegi
85 Circinus 93 derajat persegi
86 Sagitta 80 derajat persegi
87 Equuleus 72 derajat persegi
88 Crux 68 derajat persegi

Catatan:

* Serpens dibagi menjadi dua bagian: Serpens Caput (429 derajat persegi) dan Serpens Cauda (208 derajat persegi).


sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_rasi_bintang_menurut_luas

Pertunjukan di Tengah Malam

Langit tak hanya mencurahkan airnya pada pengujung 2009. Hujan meteor Geminid juga "menyiram" Bumi dengan pertunjukan cahaya yang memukau. "Puncaknya Minggu malam sampai Senin subuh tadi (kemarin)," kata Kepala Observatorium Bosscha, Lembang, Taufik Hidayat kemarin.

Pada saat puncak, yang berlangsung pada pukul 22.00-05.00 WIB, bisa terlontar 40-100 bintang per jam. Cahaya berupa garis-garis api terang di langit malam itu terjadi akibat gesekan meteor dengan atmosfer di angkasa.

Meski tak sebesar hujan meteor Perseid, Geminid dianggap lebih memikat karena intensitasnya amat tinggi. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menganggap Geminid sebagai "hujan meteor terbaik 2009".

Puncak hujan meteor Geminid pada 13-14 Desember itu juga bertepatan dengan bulan baru, sehingga memberi kondisi pengamatan yang ideal. Bulan baru membuat langit gelap, sehingga para pengamat bintang dapat menonton hujan meteor hingga 140 meteor per jam.

Orang yang tinggal di Asia, khususnya Cina dan Indonesia, memperoleh "kursi khusus" dalam pertunjukan tengah malam itu, dan bisa menyaksikan lebih dari 300 meteor per jam. Sayangnya, langit mendung di Bandung dan Jakarta semalam menghalangi pertunjukan istimewa itu.

Tapi, jangan khawatir, fenomena alam itu rutin menggelar "permainan cahaya" setiap tahun pada Desember. Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Bandung Thomas Djamaluddin menyatakan hujan meteor Geminid masih berlangsung hingga 17 Desember mendatang. Namun intensitas hujan meteornya makin berkurang setelah melewati masa puncak.

Peneliti utama Astronomi dan Astrofisika Lapan itu mengatakan hujan meteor tersebut berlangsung sejak 7 Desember lalu. Geminid berasal dari sebuah komet mati 3200 Phaeton. "Dulunya komet, lalu selubungnya habis, kini tinggal intinya," katanya.

Geminid terbentuk ketika inti komet yang tersusun dari es kotor yang tidak solid dan membawa banyak debu dan es antariksa itu terbakar ketika mengelilingi matahari. Karena garis orbitnya lonjong akibat gravitasi matahari, komet itu berpotongan dengan orbit Bumi. "Muatannya yang terlepas selama perjalanan masuk ke Bumi," kata Taufik.

Di angkasa, partikel itu hancur oleh gesekan atmosfer. Menjadi abu atau kerikil berukuran paling besar 2-3 sentimeter. "Tidak berbahaya bagi Bumi," katanya.

Selama setahun ini, kata Taufik, sebenarnya banyak terjadi hujan meteor di langit, tapi ada yang terlihat dan yang tidak, bergantung pada tingkat keterangan meteornya. Fenomena yang cukup terang, misalnya hujan meteor Orionid, Leonid, dan Geminid. "Hampir tiap satu bulan sekali ada hujan meteor," ujarnya.

Hujan meteor Geminid muncul dari arah rasi bintang Gemini. Letaknya dekat dengan bintang Orion, di sebelah kiri agak ke atas. Rasi bintang Orion mudah dikenali dari bentuknya, berupa tiga titik bintang sejajar miring, yang bisa ditarik garis lurus.

Hujan meteor itu, kata Taufik, bisa disaksikan mulai pukul 10.00. Saat itu letaknya berada di langit sebelah timur. Berlangsung hingga menjelang fajar, posisinya akan berubah ke sebelah barat. Tapi disarankan menyaksikan hujan meteor tersebut pada tengah malam. Saat itulah waktu terbaik karena posisinya tepat di atas kepala.

Untuk menyaksikan pertunjukan itu, orang tak memerlukan teleskop. Meski demikian, Djamaluddin memberi saran agar para pengamat mencari tempat yang jauh dari polusi cahaya kota dan permukiman padat agar dapat melihat hujan meteor secara optimal. Polusi cahaya membuat obyek-obyek di langit kurang jelas terlihat. "Cari tempat terbuka yang tidak berpolusi cahaya," ujarnya. "Tentunya ada satu syarat yang harus terpenuhi, langit malam cerah tak berawan."

Sejumlah astronom yakin intensitas Geminid kian meningkat setiap tahun, sebanyak 120-160 meteor per jam ketika "hujan" berlangsung. Bila kondisi cuaca cerah, orang bisa menyaksikan 100 bintang jatuh per jam, atau rata-rata hampir dua bintang jatuh tiap menit.

Ketika Geminid pertama kali muncul pada akhir abad ke-19, tak lama sebelum pecah perang sipil Amerika, hujan meteor itu hanya sedikit, sehingga tak mengundang banyak perhatian. Kini hujan meteor Geminid adalah salah satu fenomena alam yang ditunggu para pengamat bintang. "Geminid amat kuat dan terus bertambah besar," kata Bill Cooke dari Meteoroid Environment Office NASA.

Meningkatnya intensitas hujan meteor Geminid karena pengaruh medan gravitasi Jupiter terhadap sistem arus serpihan Phaethon, sehingga menyebabkan Geminid bergeser semakin mendekati orbit Bumi.



sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2009/12/16/brk,20091216-214280,id.html