Transportasi informasi melalui kabel serat optik
Kabel Fiber Optik (Serat Optik)
Kabel Serat OptikMedia komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik, sebuah media yang memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total internal reflection.
Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.
Detil core kabel serat optik
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang. Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras). Di sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah terlalu signifikan ukuran diameternya.
Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil. Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel tembaga yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang sulit adalah mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel menyertakan serat nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga cukup dikupas sedikit dan nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar hingga panjang yang diinginkan untuk dikupas.
Untuk apa dikupas? Tentunya untuk keperluan penyambungan atau terminasi. Kita lihat dulu bagaimana pulsa cahaya bekerja di dalam serat kaca yang sangat sempit ini. Kabel serat optik yang paling umum dikenal dua macam, multi-mode dan single-mode. Transmitter cahaya berupa Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode (ILD) menembakkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik. Dalam kabel multi-mode pulsa cahaya selain lurus searah panjang kabel juga berpantulan ke dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi receiver. Pada kabel single-mode pulsa cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Kabel single-mode memberi kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga puluhan kilometer dengan skala bandwidth gigabit.
Pulsa cahaya serat optik multi-modePulsa cahaya serat optik single-mode
Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil dari diameter rambut), dan pada multi-mode berukuran 50-100 mikron. Pulsa cahaya yang ditembakkan pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm, sedangkan pada multi-mode adalah 850-1300nm.
OTB wallmount
OTB rackmount
Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge (converter to ethernet UTP).
Penyambungan kabel serat optik disebut sebagai splicing. Splicing menggunakan alat khusus yang memadukan dua ujung kabel seukuran rambut secara presisi, dibakar pada suhu tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian coated-nya ikut meleleh. Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang dipanaskan. Alat ini mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya. Inilah sebabnya meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan biaya lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan terminasinya.
Berbagai jenis konektor kabel serat optik
Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya, yang paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC.
Setelah kabel optik terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya relatif mudah. OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki dan disambung kembali.
Ada 2 tipe design kabel serat optik :
1. Loose-tube construction (buat instalasi di luar ruangan)
2. Tight buffer construction (buat di dalam gedung)
Kelebihan kabel fiber optic yaitu tidak ada interfensi ke kabel fiber lain. Gak ada gannguan crosstalk seperti pada copper media. Tapi bukan berarti media ini sempuran atau tidak ada gangguannya, kalau instalasinya tidak bener maka akan menimbulkan :
1. Scattering
2. Microbend, Macrobend
Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat optiknya sendiri (switch/bridge).
http://ganajurnalist.blogspot.com/2008/11/transportasi-informasi-melalui-kabel.html
Hay-hay-hay ce5uanya............ nIe bLognya nAk imUUUtz loeh?????? Hehehe......
Kamis, 19 Maret 2009
CARA MEMASANG HOTSPOT DI RUMAH
Ada beberapa cara untuk melakukan hal ini :
1. Jika sudah ada jaringan atau LAN di rumah, dan hendak memasang hotspot sebagai tambahan akses koneksi, yang dibutuhkan hanyalah Wireless Access Point untuk dipasang pada hub atau switch yang sudah ada pada jaringan tersebut.
2. Jika pemasangan hotspot sebagai jaringan baru, bisa menggunakan sebuah perangkat yang disebut Wireless Access Point Router. Perangkat ini memiliki kemampuan sebagai router dan ethernet hub untuk menyebarkan koneksi internet ke komputer lain di dalam rumah. Yang dimiliki Wireless AP Router ini adalah :
- port untuk cable modem atau modem DSL
- Router
- Ethernet hub
- Firewall
- Wireless Access Point
3. Jika sudah memliki Wireless Access Point dan hanya dipergunakan untuk 1 komputer, dapat menggunakan tambahan perangkat yaitu broadband router yang akan berfungsi sebagai ethernet hub.
Setelah selesai memasang dan menyelesaikan instalasi Wireless Access Point tersebut, hal terakhir adalah mencoba akses hotspot baru tersebut dengan menggunakan laptop atau pda yang sudah memiliki card Wi-Fi yang sesuai. Biasanya perangkat wireless ini bisa mencapai jarak sekitar 30 meter di dalam rumah, karena adanya tembok atau lantai (jika bertingkat), yang menyebabkan terhambatnya sinyal. Jika memiliki rumah yang besar, dapat menggunakan alat penguat sinyal agar jarak sebar menjadi lebih luas.
Wireless Access Point sudah memiliki fasilitas-fasilitas khusus yang akan sangat membantu dalam setting dan instalasinya. Namun kita tetap dapat mengubah beberapa hal setelah pemasangan AP tersebut. Ada 3 hal utama pada AP :
1. SSID : biasanya secara otomatis akan mengeluarkan nama manufaktur perangkat seperti “Linksys” atau “D-Link” atau “Netgear”. Kata – kata tersebut dapat kita ubah sesuai kehendak.
2. Channel : biasanya secara otomatis akan masuk pada channel 6, namun jika tetangga yang berdekatan juga menggunakan channel 6, akan terjadi interferensi sehingga mengganggu koneksi. Oleh karena itu, dapat dipilih channel lain antara 1 sampai 11.
3. WEP Key : biasanya secara otomatis akan me-nonaktifkan WEP. Untuk mengaktifkannya, harus memasukkan WEP Key dan menyalakan enkripsi 128 bit.
Pada perangkat Access Point selalu terdapat instruksi atau manual yang menjelaskan bagaimana cara merubah setting 3 hal di atas. Proses perubahan setting tersebut cukup mudah karena ditampilkan dalam format web yang diakses melalui web browser. Setelah seluruh konfigurasi dan setting selesai dikerjakan, seisi rumah dapat menggunakan internet melalui hotspot dimanapun selama masih dalam jangkauan area.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080628090032AAHgwDe
1. Jika sudah ada jaringan atau LAN di rumah, dan hendak memasang hotspot sebagai tambahan akses koneksi, yang dibutuhkan hanyalah Wireless Access Point untuk dipasang pada hub atau switch yang sudah ada pada jaringan tersebut.
2. Jika pemasangan hotspot sebagai jaringan baru, bisa menggunakan sebuah perangkat yang disebut Wireless Access Point Router. Perangkat ini memiliki kemampuan sebagai router dan ethernet hub untuk menyebarkan koneksi internet ke komputer lain di dalam rumah. Yang dimiliki Wireless AP Router ini adalah :
- port untuk cable modem atau modem DSL
- Router
- Ethernet hub
- Firewall
- Wireless Access Point
3. Jika sudah memliki Wireless Access Point dan hanya dipergunakan untuk 1 komputer, dapat menggunakan tambahan perangkat yaitu broadband router yang akan berfungsi sebagai ethernet hub.
Setelah selesai memasang dan menyelesaikan instalasi Wireless Access Point tersebut, hal terakhir adalah mencoba akses hotspot baru tersebut dengan menggunakan laptop atau pda yang sudah memiliki card Wi-Fi yang sesuai. Biasanya perangkat wireless ini bisa mencapai jarak sekitar 30 meter di dalam rumah, karena adanya tembok atau lantai (jika bertingkat), yang menyebabkan terhambatnya sinyal. Jika memiliki rumah yang besar, dapat menggunakan alat penguat sinyal agar jarak sebar menjadi lebih luas.
Wireless Access Point sudah memiliki fasilitas-fasilitas khusus yang akan sangat membantu dalam setting dan instalasinya. Namun kita tetap dapat mengubah beberapa hal setelah pemasangan AP tersebut. Ada 3 hal utama pada AP :
1. SSID : biasanya secara otomatis akan mengeluarkan nama manufaktur perangkat seperti “Linksys” atau “D-Link” atau “Netgear”. Kata – kata tersebut dapat kita ubah sesuai kehendak.
2. Channel : biasanya secara otomatis akan masuk pada channel 6, namun jika tetangga yang berdekatan juga menggunakan channel 6, akan terjadi interferensi sehingga mengganggu koneksi. Oleh karena itu, dapat dipilih channel lain antara 1 sampai 11.
3. WEP Key : biasanya secara otomatis akan me-nonaktifkan WEP. Untuk mengaktifkannya, harus memasukkan WEP Key dan menyalakan enkripsi 128 bit.
Pada perangkat Access Point selalu terdapat instruksi atau manual yang menjelaskan bagaimana cara merubah setting 3 hal di atas. Proses perubahan setting tersebut cukup mudah karena ditampilkan dalam format web yang diakses melalui web browser. Setelah seluruh konfigurasi dan setting selesai dikerjakan, seisi rumah dapat menggunakan internet melalui hotspot dimanapun selama masih dalam jangkauan area.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080628090032AAHgwDe
HOTSPOT
Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada lokasi-lokasi publik seperti taman, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Pertama kali digagas tahun 1993 oleh Brett Steward. Dengan pemanfaatan teknologi ini, individu dapat mengakses jaringan seperti internet melalui komputer atau laptop yang mereka miliki di lokasi-lokasi dimana hotspot disediakan.
Pada umumnya, hotspot menggunakan standarisasi WLAN IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g. Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses yang tinggi hingga 11 Mbps (IEEE 802.11 b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11 g) dalam jarak hingga 100 meter.
http:Wikipedia
Pada umumnya, hotspot menggunakan standarisasi WLAN IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g. Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses yang tinggi hingga 11 Mbps (IEEE 802.11 b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11 g) dalam jarak hingga 100 meter.
http:Wikipedia
KEUNGGULAN TRANSMISI SERAT OPTIK
Keunggulan Transmisi Serat Optik
Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
1.Redaman transmisi yang kecil.
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.
2.Bidang frekuensi yang lebar
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.
3.Ukurannya kecil dan ringan
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
4.Tidak ada interferensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.
Kelebihan lain, antara lain
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.
Kabel Coaxial Kabel Serat Optik
Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km
Keamanan - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming
Penambahan kanal
Kapasitas kanal
Transmisi TV
Broadcast
Transmisi data
Umur sistem
MTBF memasang kabel baru
sedang-besar
baik, tidak ekonomis
tidak dapat
baik, tidak praktis
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun memasang kabel baru
sedang-besar sekali
baik dan ekonomis
tidak dapat
baiksekali
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun
Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
Redaman transmisi yang kecil.
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.
Bidang frekuensi yang lebar
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.
Ukurannya kecil dan ringan
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
Tidak ada interferensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.
Kelebihan lain, antara lain
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.
Kabel Coaxial Kabel Serat Optik
Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km
Keamanan - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming
Penambahan kanal
Kapasitas kanal
Transmisi TV
Broadcast
Transmisi data
Umur sistem
MTBF memasang kabel baru
sedang-besar
baik, tidak ekonomis
tidak dapat
baik, tidak praktis
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun memasang kabel baru
sedang-besar sekali
baik dan ekonomis
tidak dapat
baiksekali
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun
Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
http://www.elektroindonesia.com/elektro/el0400b.html
Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
1.Redaman transmisi yang kecil.
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.
2.Bidang frekuensi yang lebar
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.
3.Ukurannya kecil dan ringan
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
4.Tidak ada interferensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.
Kelebihan lain, antara lain
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.
Kabel Coaxial Kabel Serat Optik
Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km
Keamanan - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming
Penambahan kanal
Kapasitas kanal
Transmisi TV
Broadcast
Transmisi data
Umur sistem
MTBF memasang kabel baru
sedang-besar
baik, tidak ekonomis
tidak dapat
baik, tidak praktis
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun memasang kabel baru
sedang-besar sekali
baik dan ekonomis
tidak dapat
baiksekali
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun
Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
Redaman transmisi yang kecil.
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.
Bidang frekuensi yang lebar
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.
Ukurannya kecil dan ringan
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
Tidak ada interferensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.
Kelebihan lain, antara lain
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.
Kabel Coaxial Kabel Serat Optik
Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km
Keamanan - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming - aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming
Penambahan kanal
Kapasitas kanal
Transmisi TV
Broadcast
Transmisi data
Umur sistem
MTBF memasang kabel baru
sedang-besar
baik, tidak ekonomis
tidak dapat
baik, tidak praktis
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun memasang kabel baru
sedang-besar sekali
baik dan ekonomis
tidak dapat
baiksekali
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun
Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
http://www.elektroindonesia.com/elektro/el0400b.html
BAGIAN-BAGIAN KABEL SERAT OPTIK JENIS SINGLE MODE
Bagian-bagian serat optik jenis single mode
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.
[sunting]
Sejarah perkembangan
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup kita dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar. Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul Yasuharu Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
2. Time Line Pengembangan Fiber Optik
1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi 1954 "Maser" developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di Columbia University mengembangkankan "maser" yaitu microwave amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep Laser Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. .Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)
1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser. 1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961 Glass fiber demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh. 1961 Penggunaan ruby laser untuk keperluan medis Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien. 1962 Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963 Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 s switching station.
1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika AT&T mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
2. Generasi Perkembangan Serat Optik
Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :
1. Generasi pertama (mulai 1975) Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
2 Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
3. Generasi ketiga (mulai 1982)
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
4. Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.
5. Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
6. Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
http://jardiknascilacap.blogspot.com/2008/10/kabel-serat-optik.html
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.
[sunting]
Sejarah perkembangan
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup kita dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar. Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul Yasuharu Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
2. Time Line Pengembangan Fiber Optik
1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi 1954 "Maser" developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di Columbia University mengembangkankan "maser" yaitu microwave amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep Laser Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. .Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)
1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser. 1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961 Glass fiber demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh. 1961 Penggunaan ruby laser untuk keperluan medis Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien. 1962 Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963 Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 s switching station.
1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika AT&T mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
2. Generasi Perkembangan Serat Optik
Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :
1. Generasi pertama (mulai 1975) Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
2 Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
3. Generasi ketiga (mulai 1982)
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
4. Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.
5. Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
6. Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
http://jardiknascilacap.blogspot.com/2008/10/kabel-serat-optik.html
PEMBAGIAN KABEL SERAT OPTIK
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
http://jardiknascilacap.blogspot.com/2008/10/kabel-serat-optik.html
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
http://jardiknascilacap.blogspot.com/2008/10/kabel-serat-optik.html
APLIKASI NANOTEKNOLOGI DALAM SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
Aplikasi Nanoteknologi dalam Sistem Komunikasi Serat Optik
Dalam dasawarsa terakhir ini, kita sudah semakin terbiasa menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, jasa internet sebagian besar tersedia melalui saluran telepon dengan beberapa alternatif lainnya seperti kabel modem, VSAT , internet nirkabel, dan ADSL . Meskipun pertumbuhan internet di Indonesia belakangan ini cukup suram berkat naiknya tarif telepon yang dimonopoli oleh Telkom, penggunaan internet diharapkan dapat bangkit seiring dengan tumbuhnya daya beli masyarakat di masa depan. Di negara-negara maju telah tersedia jasa fiber-to-the-home (FTTH) dimana data disalurkan melalui saluran serat optik ke rumah-rumah tangga. Dengan harga sekitar $50-$80/bulan, rumah tangga di Jepang dapat mengakses internet sampai dengan kecepatan 100Mbit/detik. Menggunakan teknologi dense-wavelength-division-multiplexing (DWDM), bandwidth (muatan informasi) dalam satu kabel serat dapat dinaikkan hingga beratus kali lipat. Contohnya, NTT Communications di Jepang pada bulan Juni 2003 ini meluncurkan servis baru sebagai tulang punggung untuk pasar enterprise/ISP dengan menggunakan teknologi DWDM yang memiliki kecepatan maksimal 10Gbit(109 bit)/detik. Seiring dengan perkembangan teknologi serat optik, jasa internet melalui medium ini diharapkan akan menjadi semakin luas dan terjangkau di negara-negara lainnya di masa depan.
Pada dasarnya, sistem komunikasi serat optik terdiri dari tiga bagian: pemancar (transmitter), saluran komunikasi, dan penerima (receiver). Transmitter (yang terdiri dari dioda laser dan LED) berfungsi mengubah sinyal elektronik ke dalam bentuk gelombang cahaya dan memasukkannya ke dalam serat optik. Dibandingkan kabel tembaga, sebatang kabel serat optik memiliki bandwidth lebih banyak (sampai dengan 1 Terabit/detik atau 1012 bit/detik), material loss yang rendah, tidak menghasilkan electromagnetik noise, dan juga tidak terpengaruhi oleh gelombang elektromagnetik dari luar (electromagnetic interference). Dilihat dari segi bandwidth, serat optik jelas jauh lebih unggul daripada kabel tembaga atau nirkabel/satelit. Penerima (photodetector) berfungsi mengubah sinyal cahaya kembali ke dalam bentuk elektronik. Alat-alat opto-elektronik yang dipakai dalam sistem serat optik sebagian besar terbuat daripada bahan semikonduktor, khususnya senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur golongan III (seperti Ga) dan golongan V (seperti As). Senyawa-senyawa yang terbentuk dari elemen-elemen golongan III-V mempunyai bandgap langsung yang memudahkan transisi elektron dari band konduksi ke band valensi dengan menghasilkan photon pada prosesnya. Akhir-akhir ini, kemajuan dalam ilmu nanoteknologi, khususnya di bidang eksperimen, telah memungkinkan para ilmuwan untuk membuat struktur dalam skala nanometer.
Untuk pembuatan semikonduktor kristal yang bermutu tinggi, beberapa hal yang harus dipenuhi adalah: tersedianya single kristal tanpa cacat, kemampuan untuk mengontrol ketebalan lapisan tipis (film) sampai dengan skala nanometer, dan kemampuan untuk dapat membentuk satu jenis bahan (contohnya GaN) di atas jenis bahan lainnya (contohnya AlN) dengan komposisi yang akurat serta transisi yang mulus dalam skala atom (atomically-abrupt interface). Saat ini teknologi yang umumnya dipakai untuk pembuatan discrete devices yang memerlukan kontrol dalam skala nanometer (seperti dioda laser) adalah Metal-Organic Vapor Phase Deposition (MOVPE). Pada intinya, unsur-unsur golongan III (seperti Al, Ga, In) dalam bentuk senyawa alkil (trimetil-aluminium/TMAl, TMGa, TMIn) yang dibawa oleh gas hydrogen dan elemen-elemen golongan V dalam bentuk hydride (gas-gas paling berbahaya seperti AsH3) dimasukkan ke dalam silinder quartz di dalam reaktor MOVPE dengan aliran yang dikontrol oleh komputer. Pada suhu sekitar 6000° - 8000° C, reaksi kimia terjadi diatas semikonduktor substrate/film sehingga lapisan semikonduktor, dengan material dan komposisi yang ditentukan oleh jenis dan aliran gas, terbentuk diatas substrate. Jenis reaksi adalah irreversible pyrolysis yang melibatkan serentetan reaksi-reaksi intermediate sampai pada akhirnya senyawa akhir terbentuk. Contohnya, untuk pembentukan GaAs film diatas GaAs substrate, reaksi dasarnya adalah:
Ga(CH3)3(l) + AsH3(g) + H 2(g) -> GaAs(s) + 3(CH4)(g) + H2(g)
Untuk sistem serat optik, jenis material yang biasa dingunakan adalah In1-xGaxAsyP1-y yang dibentuk diatas InP film karena material ini dapat menghasilkan gelombang cahaya 1.55-?m karena pada gelombang ini serat silika mempunyai loss yang paling rendah. Dengan mengatur aliran gas ke dalam reaktor, komposisi x dan y dapat diatur secara akurat.
Dalam skala nanometer (<10nm), efek-efek quantum mekanika menjadi dominan, sehingga memungkinkan kita untuk membuat alat-alat elektronik yang lebih superior dalam segi harga dan kegunaan. Sekarang, para ilmuwan sedang berlomba-lomba untuk membuat alat quantum yang terkecil dengan memperkecil jumlah dimensi dari dua dimensi (quantum well) menjadi satu (quantum wire) dan nol dimensi (quantum dot). Dilihat dari banyaknya penemuan-penemuan dasawarsa terakhir (carbon nanotubes, photonic bandgap materials, biophotonics, dsb), potensi riset di bidang nanoteknologi untuk meningkatkan mutu aplikasi yang telah ada serta melahirkan jenis aplikasi-aplikasi baru masih terbuka luas. Di bidang komunikasi, riset nanoteknologi dibidang fiber optik telah didorong oleh naiknya kebutuhan akan bandwidth oleh karena informasi teknologi yang dipelopori oleh internet. Oleh karena itu, bandwidth sendiri sering diumpakan seperti obat-obat terlarang: semakin sering kita memakainya semakin kecanduan kita jadinya.
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/aplikasi_nanoteknologi_dalam_sistem_komunikasi_serat_optik/
Dalam dasawarsa terakhir ini, kita sudah semakin terbiasa menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, jasa internet sebagian besar tersedia melalui saluran telepon dengan beberapa alternatif lainnya seperti kabel modem, VSAT , internet nirkabel, dan ADSL . Meskipun pertumbuhan internet di Indonesia belakangan ini cukup suram berkat naiknya tarif telepon yang dimonopoli oleh Telkom, penggunaan internet diharapkan dapat bangkit seiring dengan tumbuhnya daya beli masyarakat di masa depan. Di negara-negara maju telah tersedia jasa fiber-to-the-home (FTTH) dimana data disalurkan melalui saluran serat optik ke rumah-rumah tangga. Dengan harga sekitar $50-$80/bulan, rumah tangga di Jepang dapat mengakses internet sampai dengan kecepatan 100Mbit/detik. Menggunakan teknologi dense-wavelength-division-multiplexing (DWDM), bandwidth (muatan informasi) dalam satu kabel serat dapat dinaikkan hingga beratus kali lipat. Contohnya, NTT Communications di Jepang pada bulan Juni 2003 ini meluncurkan servis baru sebagai tulang punggung untuk pasar enterprise/ISP dengan menggunakan teknologi DWDM yang memiliki kecepatan maksimal 10Gbit(109 bit)/detik. Seiring dengan perkembangan teknologi serat optik, jasa internet melalui medium ini diharapkan akan menjadi semakin luas dan terjangkau di negara-negara lainnya di masa depan.
Pada dasarnya, sistem komunikasi serat optik terdiri dari tiga bagian: pemancar (transmitter), saluran komunikasi, dan penerima (receiver). Transmitter (yang terdiri dari dioda laser dan LED) berfungsi mengubah sinyal elektronik ke dalam bentuk gelombang cahaya dan memasukkannya ke dalam serat optik. Dibandingkan kabel tembaga, sebatang kabel serat optik memiliki bandwidth lebih banyak (sampai dengan 1 Terabit/detik atau 1012 bit/detik), material loss yang rendah, tidak menghasilkan electromagnetik noise, dan juga tidak terpengaruhi oleh gelombang elektromagnetik dari luar (electromagnetic interference). Dilihat dari segi bandwidth, serat optik jelas jauh lebih unggul daripada kabel tembaga atau nirkabel/satelit. Penerima (photodetector) berfungsi mengubah sinyal cahaya kembali ke dalam bentuk elektronik. Alat-alat opto-elektronik yang dipakai dalam sistem serat optik sebagian besar terbuat daripada bahan semikonduktor, khususnya senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur golongan III (seperti Ga) dan golongan V (seperti As). Senyawa-senyawa yang terbentuk dari elemen-elemen golongan III-V mempunyai bandgap langsung yang memudahkan transisi elektron dari band konduksi ke band valensi dengan menghasilkan photon pada prosesnya. Akhir-akhir ini, kemajuan dalam ilmu nanoteknologi, khususnya di bidang eksperimen, telah memungkinkan para ilmuwan untuk membuat struktur dalam skala nanometer.
Untuk pembuatan semikonduktor kristal yang bermutu tinggi, beberapa hal yang harus dipenuhi adalah: tersedianya single kristal tanpa cacat, kemampuan untuk mengontrol ketebalan lapisan tipis (film) sampai dengan skala nanometer, dan kemampuan untuk dapat membentuk satu jenis bahan (contohnya GaN) di atas jenis bahan lainnya (contohnya AlN) dengan komposisi yang akurat serta transisi yang mulus dalam skala atom (atomically-abrupt interface). Saat ini teknologi yang umumnya dipakai untuk pembuatan discrete devices yang memerlukan kontrol dalam skala nanometer (seperti dioda laser) adalah Metal-Organic Vapor Phase Deposition (MOVPE). Pada intinya, unsur-unsur golongan III (seperti Al, Ga, In) dalam bentuk senyawa alkil (trimetil-aluminium/TMAl, TMGa, TMIn) yang dibawa oleh gas hydrogen dan elemen-elemen golongan V dalam bentuk hydride (gas-gas paling berbahaya seperti AsH3) dimasukkan ke dalam silinder quartz di dalam reaktor MOVPE dengan aliran yang dikontrol oleh komputer. Pada suhu sekitar 6000° - 8000° C, reaksi kimia terjadi diatas semikonduktor substrate/film sehingga lapisan semikonduktor, dengan material dan komposisi yang ditentukan oleh jenis dan aliran gas, terbentuk diatas substrate. Jenis reaksi adalah irreversible pyrolysis yang melibatkan serentetan reaksi-reaksi intermediate sampai pada akhirnya senyawa akhir terbentuk. Contohnya, untuk pembentukan GaAs film diatas GaAs substrate, reaksi dasarnya adalah:
Ga(CH3)3(l) + AsH3(g) + H 2(g) -> GaAs(s) + 3(CH4)(g) + H2(g)
Untuk sistem serat optik, jenis material yang biasa dingunakan adalah In1-xGaxAsyP1-y yang dibentuk diatas InP film karena material ini dapat menghasilkan gelombang cahaya 1.55-?m karena pada gelombang ini serat silika mempunyai loss yang paling rendah. Dengan mengatur aliran gas ke dalam reaktor, komposisi x dan y dapat diatur secara akurat.
Dalam skala nanometer (<10nm), efek-efek quantum mekanika menjadi dominan, sehingga memungkinkan kita untuk membuat alat-alat elektronik yang lebih superior dalam segi harga dan kegunaan. Sekarang, para ilmuwan sedang berlomba-lomba untuk membuat alat quantum yang terkecil dengan memperkecil jumlah dimensi dari dua dimensi (quantum well) menjadi satu (quantum wire) dan nol dimensi (quantum dot). Dilihat dari banyaknya penemuan-penemuan dasawarsa terakhir (carbon nanotubes, photonic bandgap materials, biophotonics, dsb), potensi riset di bidang nanoteknologi untuk meningkatkan mutu aplikasi yang telah ada serta melahirkan jenis aplikasi-aplikasi baru masih terbuka luas. Di bidang komunikasi, riset nanoteknologi dibidang fiber optik telah didorong oleh naiknya kebutuhan akan bandwidth oleh karena informasi teknologi yang dipelopori oleh internet. Oleh karena itu, bandwidth sendiri sering diumpakan seperti obat-obat terlarang: semakin sering kita memakainya semakin kecanduan kita jadinya.
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/aplikasi_nanoteknologi_dalam_sistem_komunikasi_serat_optik/
KABEL SERAT OPTIK
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=5899.0
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=5899.0
Kamis, 12 Maret 2009
PERKEMBANGAN VIRUS DI INDONESIA
Perkembangan Virus Lokal di Indonesia
Tidak seperti team sepakbola yang tidak mampu berbicara banyak di level regional dan terkadang atlit sepakbola malah memperlihatkan bakat lain di lapangan sepakbola seperti bakat taekwondo (menendangi wasit) dan bakat boxing (meninju lawan mainnya). Maka virus lokal di Indonesia sudah mampu menjadi tuan di rumah sendiri dan berbicara cukup nyaring di negara-negara lain. Jika sebelum tahun 2005, kiprah virus lokal masih “nyaris tak terdengar” dan tahun 2006 merupakan tahun virus lokal Indonesia merajai penyebaran virus di tanah air. Maka tahun 2007 trend tersebut makin menjadi-jadi. Sampai bulan April 2007, virus yang di”impor” oleh Indonesia adalah Viking / Looked.PE yang berasal dari Cina dan dibuat untuk mencuri data game online dan beberapa virus yang menyebar melalui email. Tetapi secara umum, masalah virus utama yang dihadapi oleh komunitas pengguna komputer di tanah air adalah virus lokal. Kreativitas pembuat virus lokal sangat tinggi, walaupun senjatanya terbatas dan hanya mampu melakukan pemrograman dengan Visual Basic, namun 1001 akal digunakan untuk menutupi kelemahan Visual Basic ini dan beberapa aksi baru dan orisinal dikeluarkan seperti membuat virus otomatis berjalan setiap kali pengguna komputer mencolokkan Flash Disk pada komputernya. Beberapa virus lain melakukan aksi yang sangat merepotkan dengan mengunci komputer selalu pada menu logon (sekalipun username dan password yang benar sudah dimasukkan) sehingga pembersihan hanya dapat dilakukan menggunakan Mini PE atau melepaskan harddisk korban menjadi slave pada komputer lain. Satu hal yang cukup berbahaya dan patus diwaspadai adalah aksi virus mengubah host file pada komputer korbannya yang jika disalahgunakan dan digabungkan dengan pembuatan website palsu akan mampu menembus pengamanan pada internet banking, sekalipun yang menggunakan T-FA (Two Factor Authentication) atau yang di Indonesia dikenal dengan nama pengamanan Token / kalkulator PIN.
MSVBVM60.DLL
Vaksincom banyak sekali mendapatkan permintaan solusi virus lokal dari Asia Tenggara (Malaysia, Filipina), Eropa (Perancis, Inggris) dan Amerika karena penyebaran virus Indonesia ternyata sudah sampai ke mancanegara dan antivirus dan team supportnya tidak mampu mengatasi aksi yang dilakukan oleh virus lokal yang terkadang membingungkan sekalipun untuk pengguna komputer yang cukup mahir. Pada umumnya virus lokal masih dibuat menggunakan bahasa pemrograman “sejuta umat” Visual Basic dengan beberapa ciri khas dan kelemahan sehingga “relatif” lebih mudah dibasmi jika kita mampu mengakses file utama yang diperlukan untuk menjalankan Visual Basic...... MSVBVM60.DLL. Tetapi, keterbatasan ini tidak menjadikan virus lokal yang dibuat kehilangan gregetnya karena beberapa pembuat virus menyadari kelemahan bahasa Visual Basic ini dan ibarat Rambo yang hanya dibekali dengan pisau belati dan panah dapat mengalahkan musuhnya yang menggunakan senjata api dan helikopter tempur. Pembuat virus dengan Visual Basic ini berusaha mengatasi kelemahan yang ada dengan melakukan backup atas file MSVBVM60.DLL pada direktori lain dan akan melakukan otomatis loading jika MSVBVM60.DLL dihapus. Beberapa programmer yang menguasai bahasa pemrograman lain menggunakan kelemahan ini untuk menyerang virus “saingannya” yang dibuat dengan Visual Basic dengan menghapus file MSVBVM60.DLL dalam aksinya dan menulis virusnya dalam bahasa seperti C++. Ibarat orang Jawa yang selalu berpikiran positif, masih “untung” belum ada programmer Java atau assembly yang “turun gunung” ikut membuat virus mengingat Bahasa Java merupakan bahasa universal yang dapat dijalankan multi platform dan Assembly adalah bahasa dewanya komputer namum sangat sulit dikuasai, tidak seperti Visual Basic yang terkadang proses membuat virus hanya membutuhkan copy and paste coding yang sudah ada dan kompilasi (compile) berkali-kali agar sulit di deteksi program antivirus. Karena kelemahannya yang tergantung pada MSVBVM60.DLL ini, cepat atau lambat cara efektif untuk mengatasi virus yang dibuat dalam bahasa Visual Basic ini akan ditemukan sehingga mayoritas virus lokal yang ditulis menggunakan Visual Basic ini akan mampu diatasi dengan sekali sapu tanpa perlu mengandalkan deteksi sekalipun.
Lagu Wajib
Beberapa aksi “wajib” yang dilakukan virus lokal adalah memalsukan icon virus (application) menjadi icon lain, jika di tahun 2006 icon favorit yang dipalsukan adalah icon MS Word, maka di tahun 2007 terjadi pergeseran dimana icon favorit yang paling sering dipalsukan adalah icon folder. Lebih canggih lagi, virus dengan icon folder yang jika diperhatikan dengan teliti file typenya “application” pada generasi berikutnya ikut sempurnakan menjadi “file folder”.
Beberapa virus yang cukup merepotkan seperti dikemukakan diatas, melakukan aksi dengan mengunci komputer pada menu logon sehingga sekalipun pengguna komputer sudah memasukkan Username dan Password yang benar, komputer tetap akan menolak untuk logon dan tetap meminta username dan password. Celakanya, hal ini tetap terjadi sekalipun komputer di start dalam Safemode atau Safemode with Command Prompt. Untuk memperbaiki masalah ini, cukup repot karena harus mengakses harddisk dari luar OS dan alternatifnya hanya melepaskan harddisk dan menjadikan sebagai slave di komputer lain, atau menggunakan aplikasi independen seperti NTFS for Dos, Bart PE atau Mini PE.
Aksi lain yang menjadi “lagu wajib” virus lokal adalah blok aplikasi maintenance windows yang biasa digunakan untuk menganalisa aktivitas virus seperti blok pada aplikasi Task Manager, Regedit, MSConfig, Command Prompt, Folder Options, System Restore, Notepad, Shutdown, Run, Find, MSI Installer dan Klik kanan mouse. Fitur yang paling sering di aktifkan adalah Folder Options, dimana komputer korban virus akan di set untuk “Do not show hidden files and folders” (selalu menyembunyikan file dan folder hidden, biasanya file sistem) dan karena virus ini memberikan atribut sistem pada filenya sehingga akan ikut disembunyikan (tidak tampak pada Windows Explorer), selain itu fitur “Hide extentions for known type” dan “Hide protected operating system files” juga diaktifkan untuk menyempurnakan penyamarannya.
Selain itu aplikasi sekuriti seperti firewall windows, antivirus favorit dan tools utility independen seperti Process Explorer, I Know Process juga ikut menjadi program favorit yang diblok oleh virus.
Beberapa virus lokal yang paling ganas di kuartal pertama tahun 2007 dan ciri-cirinya
v Babon, 49 KB, mengubah properties dan AM/PM pada jam menjadi tulisan Babon.
v Aksika (4k51k4), 45 KB, membuat backup MSVBVM60.DLL. disable System Restore, aktif di normal mode, Safemode dan Safemode with Command Prompt
v Coolface, 78 KB, virus Bangka yang ditulis dalam bahasa C++ dan berusaha membasmi semua virus Visual Basic dengan menghapus file MSVBVM60.DLL
v KillAV, 22 KB, menyembunyikan semua file MS word dan mengganti dengan dirinya.
v Pendekar Blank, 34 KB, menyembunyikan folder C:\Windows\System32 dan membuat file duplikat sesuai dengan nama folder yang disembunyikan [system32.exe], membackup MSVBVM60.dll di C:\WINDOWS\system32\dllChache, manipulasi file .com dan .txt sehingga setiap kali dijalankan akan menjalankan virus
v Pacaran, 59 KB, mengubah icon file “non virus” di komputer korban menjadi folder dan file type application sehingga dikira virus oleh pengguna komputer dan dihapus (MP3, txt, reg file, jpeg, inf dan exe), membackup dirinya dengan selalu menjaga keberadaan MSVBVM60.dll, manipulasi Host file, menyembunyikan drive dan folder, merubah Type file “File Folder”, MP3, JPEG menjadi W32.Pacaran
v Blue Fantasy, 40 KB, otomatis menginfeksi dari Flash Disk, menyembunyikan folder dan menggantikan dengan file virus duplikat dengan icon folder.
http://vaksin.com/2007/0507/evaluasi1.htm
Tidak seperti team sepakbola yang tidak mampu berbicara banyak di level regional dan terkadang atlit sepakbola malah memperlihatkan bakat lain di lapangan sepakbola seperti bakat taekwondo (menendangi wasit) dan bakat boxing (meninju lawan mainnya). Maka virus lokal di Indonesia sudah mampu menjadi tuan di rumah sendiri dan berbicara cukup nyaring di negara-negara lain. Jika sebelum tahun 2005, kiprah virus lokal masih “nyaris tak terdengar” dan tahun 2006 merupakan tahun virus lokal Indonesia merajai penyebaran virus di tanah air. Maka tahun 2007 trend tersebut makin menjadi-jadi. Sampai bulan April 2007, virus yang di”impor” oleh Indonesia adalah Viking / Looked.PE yang berasal dari Cina dan dibuat untuk mencuri data game online dan beberapa virus yang menyebar melalui email. Tetapi secara umum, masalah virus utama yang dihadapi oleh komunitas pengguna komputer di tanah air adalah virus lokal. Kreativitas pembuat virus lokal sangat tinggi, walaupun senjatanya terbatas dan hanya mampu melakukan pemrograman dengan Visual Basic, namun 1001 akal digunakan untuk menutupi kelemahan Visual Basic ini dan beberapa aksi baru dan orisinal dikeluarkan seperti membuat virus otomatis berjalan setiap kali pengguna komputer mencolokkan Flash Disk pada komputernya. Beberapa virus lain melakukan aksi yang sangat merepotkan dengan mengunci komputer selalu pada menu logon (sekalipun username dan password yang benar sudah dimasukkan) sehingga pembersihan hanya dapat dilakukan menggunakan Mini PE atau melepaskan harddisk korban menjadi slave pada komputer lain. Satu hal yang cukup berbahaya dan patus diwaspadai adalah aksi virus mengubah host file pada komputer korbannya yang jika disalahgunakan dan digabungkan dengan pembuatan website palsu akan mampu menembus pengamanan pada internet banking, sekalipun yang menggunakan T-FA (Two Factor Authentication) atau yang di Indonesia dikenal dengan nama pengamanan Token / kalkulator PIN.
MSVBVM60.DLL
Vaksincom banyak sekali mendapatkan permintaan solusi virus lokal dari Asia Tenggara (Malaysia, Filipina), Eropa (Perancis, Inggris) dan Amerika karena penyebaran virus Indonesia ternyata sudah sampai ke mancanegara dan antivirus dan team supportnya tidak mampu mengatasi aksi yang dilakukan oleh virus lokal yang terkadang membingungkan sekalipun untuk pengguna komputer yang cukup mahir. Pada umumnya virus lokal masih dibuat menggunakan bahasa pemrograman “sejuta umat” Visual Basic dengan beberapa ciri khas dan kelemahan sehingga “relatif” lebih mudah dibasmi jika kita mampu mengakses file utama yang diperlukan untuk menjalankan Visual Basic...... MSVBVM60.DLL. Tetapi, keterbatasan ini tidak menjadikan virus lokal yang dibuat kehilangan gregetnya karena beberapa pembuat virus menyadari kelemahan bahasa Visual Basic ini dan ibarat Rambo yang hanya dibekali dengan pisau belati dan panah dapat mengalahkan musuhnya yang menggunakan senjata api dan helikopter tempur. Pembuat virus dengan Visual Basic ini berusaha mengatasi kelemahan yang ada dengan melakukan backup atas file MSVBVM60.DLL pada direktori lain dan akan melakukan otomatis loading jika MSVBVM60.DLL dihapus. Beberapa programmer yang menguasai bahasa pemrograman lain menggunakan kelemahan ini untuk menyerang virus “saingannya” yang dibuat dengan Visual Basic dengan menghapus file MSVBVM60.DLL dalam aksinya dan menulis virusnya dalam bahasa seperti C++. Ibarat orang Jawa yang selalu berpikiran positif, masih “untung” belum ada programmer Java atau assembly yang “turun gunung” ikut membuat virus mengingat Bahasa Java merupakan bahasa universal yang dapat dijalankan multi platform dan Assembly adalah bahasa dewanya komputer namum sangat sulit dikuasai, tidak seperti Visual Basic yang terkadang proses membuat virus hanya membutuhkan copy and paste coding yang sudah ada dan kompilasi (compile) berkali-kali agar sulit di deteksi program antivirus. Karena kelemahannya yang tergantung pada MSVBVM60.DLL ini, cepat atau lambat cara efektif untuk mengatasi virus yang dibuat dalam bahasa Visual Basic ini akan ditemukan sehingga mayoritas virus lokal yang ditulis menggunakan Visual Basic ini akan mampu diatasi dengan sekali sapu tanpa perlu mengandalkan deteksi sekalipun.
Lagu Wajib
Beberapa aksi “wajib” yang dilakukan virus lokal adalah memalsukan icon virus (application) menjadi icon lain, jika di tahun 2006 icon favorit yang dipalsukan adalah icon MS Word, maka di tahun 2007 terjadi pergeseran dimana icon favorit yang paling sering dipalsukan adalah icon folder. Lebih canggih lagi, virus dengan icon folder yang jika diperhatikan dengan teliti file typenya “application” pada generasi berikutnya ikut sempurnakan menjadi “file folder”.
Beberapa virus yang cukup merepotkan seperti dikemukakan diatas, melakukan aksi dengan mengunci komputer pada menu logon sehingga sekalipun pengguna komputer sudah memasukkan Username dan Password yang benar, komputer tetap akan menolak untuk logon dan tetap meminta username dan password. Celakanya, hal ini tetap terjadi sekalipun komputer di start dalam Safemode atau Safemode with Command Prompt. Untuk memperbaiki masalah ini, cukup repot karena harus mengakses harddisk dari luar OS dan alternatifnya hanya melepaskan harddisk dan menjadikan sebagai slave di komputer lain, atau menggunakan aplikasi independen seperti NTFS for Dos, Bart PE atau Mini PE.
Aksi lain yang menjadi “lagu wajib” virus lokal adalah blok aplikasi maintenance windows yang biasa digunakan untuk menganalisa aktivitas virus seperti blok pada aplikasi Task Manager, Regedit, MSConfig, Command Prompt, Folder Options, System Restore, Notepad, Shutdown, Run, Find, MSI Installer dan Klik kanan mouse. Fitur yang paling sering di aktifkan adalah Folder Options, dimana komputer korban virus akan di set untuk “Do not show hidden files and folders” (selalu menyembunyikan file dan folder hidden, biasanya file sistem) dan karena virus ini memberikan atribut sistem pada filenya sehingga akan ikut disembunyikan (tidak tampak pada Windows Explorer), selain itu fitur “Hide extentions for known type” dan “Hide protected operating system files” juga diaktifkan untuk menyempurnakan penyamarannya.
Selain itu aplikasi sekuriti seperti firewall windows, antivirus favorit dan tools utility independen seperti Process Explorer, I Know Process juga ikut menjadi program favorit yang diblok oleh virus.
Beberapa virus lokal yang paling ganas di kuartal pertama tahun 2007 dan ciri-cirinya
v Babon, 49 KB, mengubah properties dan AM/PM pada jam menjadi tulisan Babon.
v Aksika (4k51k4), 45 KB, membuat backup MSVBVM60.DLL. disable System Restore, aktif di normal mode, Safemode dan Safemode with Command Prompt
v Coolface, 78 KB, virus Bangka yang ditulis dalam bahasa C++ dan berusaha membasmi semua virus Visual Basic dengan menghapus file MSVBVM60.DLL
v KillAV, 22 KB, menyembunyikan semua file MS word dan mengganti dengan dirinya.
v Pendekar Blank, 34 KB, menyembunyikan folder C:\Windows\System32 dan membuat file duplikat sesuai dengan nama folder yang disembunyikan [system32.exe], membackup MSVBVM60.dll di C:\WINDOWS\system32\dllChache, manipulasi file .com dan .txt sehingga setiap kali dijalankan akan menjalankan virus
v Pacaran, 59 KB, mengubah icon file “non virus” di komputer korban menjadi folder dan file type application sehingga dikira virus oleh pengguna komputer dan dihapus (MP3, txt, reg file, jpeg, inf dan exe), membackup dirinya dengan selalu menjaga keberadaan MSVBVM60.dll, manipulasi Host file, menyembunyikan drive dan folder, merubah Type file “File Folder”, MP3, JPEG menjadi W32.Pacaran
v Blue Fantasy, 40 KB, otomatis menginfeksi dari Flash Disk, menyembunyikan folder dan menggantikan dengan file virus duplikat dengan icon folder.
http://vaksin.com/2007/0507/evaluasi1.htm
JENIS-JENIS LINUX
jenis-jenis Linuk yang saya ketahui di antaranya adalah sebagai berikut:
~Linux Suse
~Linux Redhat
~Linux Mandrake
~Linux Caldera Open
~Linux Slackware
~Linux Debian
~Linux Corel
~Linux Turbo
~Linux Ubuntu
~Linux Fedora
~Linux Mandriva
~Linux BrlSpeak
~Linux Gentoo
~Linux United
~Linux Connectiva
~Linux College
~Linux Free BSD
~Linux Lycoris
~Linux Red Hat+SGI XFS
~Linux TSL
~Linux KNOPPIX
~Linux Fedora PROJECT
~Linux PC OS
~Linux ASP
~Linux Rock
~Linux Debian GNU
~Linux Simply Mepis
~Linux Knoppix3.6
~Linux Mandrake 10
~Linux Fedora Co
~Linux KubuntuLinux 3DOS
~Linux Blangkon
~Linux Corel
~Linux Xandros
~Linux Ubuntu Moslem Edition
~Linux Ubuntu Kristen Edition
~Linux Desktop Edition
~Linux Linare
~Linux Kuliax
~Linux Novell
~Linux Centos
~Linux Damn Small
~Linux Mint
~Linux Yellow DOG
Sumber:http://nurimanz.wordpress.com/jenis-linux/
~Linux Suse
~Linux Redhat
~Linux Mandrake
~Linux Caldera Open
~Linux Slackware
~Linux Debian
~Linux Corel
~Linux Turbo
~Linux Ubuntu
~Linux Fedora
~Linux Mandriva
~Linux BrlSpeak
~Linux Gentoo
~Linux United
~Linux Connectiva
~Linux College
~Linux Free BSD
~Linux Lycoris
~Linux Red Hat+SGI XFS
~Linux TSL
~Linux KNOPPIX
~Linux Fedora PROJECT
~Linux PC OS
~Linux ASP
~Linux Rock
~Linux Debian GNU
~Linux Simply Mepis
~Linux Knoppix3.6
~Linux Mandrake 10
~Linux Fedora Co
~Linux KubuntuLinux 3DOS
~Linux Blangkon
~Linux Corel
~Linux Xandros
~Linux Ubuntu Moslem Edition
~Linux Ubuntu Kristen Edition
~Linux Desktop Edition
~Linux Linare
~Linux Kuliax
~Linux Novell
~Linux Centos
~Linux Damn Small
~Linux Mint
~Linux Yellow DOG
Sumber:http://nurimanz.wordpress.com/jenis-linux/
Langganan:
Postingan (Atom)